Liburanku di Banyuwangi - Menikmati Laut, Gunung dan Hutan
Banyuwangi
adalah kota paling timur di Jawa, dan oleh karena itu disebut Sunrise of Java. Banyuwangi berhadapan
persis dengan Pulau Bali. Pada akhir-akhir ini, Banyuwangi menjadi salah satu
destinasi liburan favorit di Indonesia, karena banyak sekali tempat tujuan
wisata di sana.
Pada liburan akhir tahun lalu, aku dan
keluargaku pergi liburan ke Banyuwangi. Kami memilih untuk jalan-jalan kesana selama
enam hari. Hari pertama kami pergi ke Green Bay, untuk mencapai Green
Bay, kami menggunakan sebuah perahu dari pantai Rajegwesi. Untuk ke pantai itu
pun membutuhkan perjalanan yang cukup lama karena kondisi jalan yang
bergelombang. Dikarenakan kami kesana di bulan Desember, ombak-ombaknya cukup
besar, tetapi kami tetap dalam keadaan selamat dan aman.
Green Bay dinamai
demikian dikarenakan air lautnya yang cenderung berwarna hijau. Green Bay
memiliki pasir yang putih, batu-batu karang, dan masih banyak lagi keindahan
alam. Aku bermain di pasir dan mengikuti ombaknya. Yang
membuat Green Bay ini unik adalah air terjunnya di tepi pantai. Air terjunnya dingin tetapi menyegarkan. Dan ada
sebuah tempat dimana air laut (yang hangat) dan air dari air terjun (yang
dingin) bercampur. Kebanyakan anak-anak bermain disana. Setelah puas bermain,
kami pergi ke destinasi berikutnya.
Pantai Pulau Merah yang kami kunjungi sore
harinya juga merupakan salah satu destinasi yang terkenal di Banyuwangi. Pantai ini dikenal
karena sebuah bukit hijau kecil bertanah merah yang terletak di dekat bibir
pantai. Pantai pulau merah memiliki panjang sekitar tiga kilometer. Pasirnya lembut bagi yang ingin bermain pasir saja.
Pengunjung juga bisa bermain layang-layang, dan jika hanya ingin rileks bisa
tiduran di bawah teduhan payung sambil meminum air kelapa muda yang segar.
Bagi yang mau belajar berselancar juga bisa diajarkan
disini, karena ombak yang cukup besar bagi para selancar. Disini juga sering
diadakan kompetisi selancar, yang diikuti oleh atlet-atlet dari luar negeri. Disana
anda juga bisa belajar berselancar oleh lifeguard disana. Jangan sampai
lupa untuk melihat sunset di pantai ini. Pantai ini memiliki salah satu
pemandangan ketika matahari terbenam yang terbaik. Mataharinya memancarkan warna-warna
merah, oranye, kuning, dan pantulan cahayanya membuat pantai berwarna indah
sekali.
Hari berikutnya kami pergi snorkeling di sekitar Pulau
Menjangan, dimana ada kehidupan laut yang beraneka ragam. Ada bintang laut,
terumbu karang, ikan badut, dan macam-macam tipe ikan berwarna-warni yang
lainnya. Kami pun berfoto-foto di bawah laut di sana. Ada dua spot snorkeling
yang kami datangi. Menurut Ibuku, keindahan bawah laut Pulau Menjangan mirip
Taman Laut Bunaken di Manado.
Setelah puas snorkeling, destinasi berikutnya adalah Pulau
Tabuhan. Pulau Tabuhan adalah sebuah pulau tidak berpenghuni yang terletak di
Selat Bali. Pulau Tabuhan adalah sebuah pulau yang cukup kecil, dan bisa
dikitari dengan berjalan selama 15 menit. Pantai ini memiliki pemandangan yang
indah sekali. Sambil berjalan, kami juga berenang-renang, tetapi tetap waspada
untuk tidak menginjak bulu babi dan terumbu karang. Setelah puas bermain, kami
pun kembali ke perahu untuk kembali menempuh perjalanan ke Banyuwangi.
Hari
ketiga, kami mendaki Gunung Ijen, yaitu sebuah gunung berapi aktif yang
terletak di perbatasan di antara Banyuwangi dan Bondowoso. Gunung ini terletak
di antara beberapa gunung lainnya, ada
Gunung Raung, Gunung Ranti, Gunung Suket dan Gunung Pendil. Salah satu fenomena
alam yang terkenal dari Gunung Ijen adalah kawahnya yang terletak di puncaknya.
Kawah Ijen adalah danau kawah yang bersifat asam dan warnanya biru hijau.
Kami berangkat ke sana
jam 1 malam. Selama perjalanan sepanjang 2 jam, kami meneruskan tidur di mobil.
Ketika turun dari bus, udara disana sangat dingin, dan kami pun memulai
perjalanan mendaki gunung. Sepanjang pendakian, kami berjalan sambil menikmati
keindahan bintang di langit. Semakin mendekati puncak, jalanan semakin curam.
Karena badan kami bergerak terus, kami pun mulai kepanasan. Waktu pun berlalu
dengan cepat, dan pada akhirnya kita sampai. Di atas, Kawah Ijen terlihat
indah, dengan warna warna yang indah meskipun tertutup kabut. Sesekali tercium
bau belerang yang sangat tajam, jadi kami harus mengenakan masker. Di puncak
Ijen, hampir tidak ada tanaman yang tumbuh. Sesekali ketika angin bertiup, air
kawah yang hijau-biru bisa terlihat. Perjalanan pulang tidak begitu melelahkan
seperti perjalanan mendaki, tapi aku hampir tidak bisa menahan pipis karena
tidak ada toilet di gunung. Pemandangan ketika turun juga sangat indah karena
kami bisa melihat lereng gunung yang hijau dan lembah-lembah di sekitar.
Dari Ijen, kami pergi ke Air Terjun Jagir yang
letaknya di dekat kota Banyuwangi. Air terjun ini memiliki 3 air terjun, airnya
sangat dingin, dan tumbuhan yang tumbuh di sekitarnya subur karena kena
cipratan air. Air terjun ini menjadi tempat wisata terkenal di Banyuwangi, sehingga
kalau musim liburan, air terjun ini akan penuh dengan pengunjung.
Makan siang kami hari itu adalah di Pesantogan
Kemangi di Desa Adat Kemiren. Dalam Bahasa Osing Pesantogan artinya tempat
nongkrong. Makanan-makanan disini patut dicoba! Disini disajikan
makanan-makanan tradisional, seperti kue cucur, serabi, pisang goreng, dan
masih banyak lagi. Kopinya juga enak sekali, dan harganya murah, jauh lebih
murah dibandingkan harga kafe di Jakarta. Untuk jajanan 7 orang, kami hanya
membayar 73 ribu rupiah.
Pada
hari keempat, kami pergi ke Taman Nasional Baluran di kaki Gunung Raung. Taman
Nasional ini tempat konservasi binatang dan tumbuhan. Disana ada kerbau,
banteng, babi hutan, monyet, merak, dan hewan-hewan lainnya. Kalau kesana, kita
tidak boleh memberi makanan ke hewan dan tidak boleh membuang sampah. Jalan
menuju kesana juga sedikit bergelombang sehingga kami jadi terkantuk-kantuk.
Tujuan yang menarik di Taman Nasional adalah padang savana yang sangat luas,
hutan bakau dan pantai. Di bulan Desember kemarin, padang savananya berwarna
hijau, sementara pada bulan Agustus savanna akan berwarna kuning seperti
kondisi di Afrika.
Liburan ke Banyuwangi dilengkapi dengan
kunjungan ke Hutan De Djawatan, yaitu hutan trembesi yang sangat lebat.
Pohon-pohonnya sangat besar, umur pohonnya ratusan tahun, tingginya pun sampai
puluhan meter dan batangnya ditumbuhi tanaman paku hingga kelihatan seperti
berlumut. Tempat ini cocok untuk berfoto-foto. Ada juga tempat mainan
anak-anak, rumah pohon besar, ayunan, dan warung-warung untuk jajan.
Dari
Hutan De Djawatan, kami lanjut ke Hutan Pinus Songgon. Fasilitas di Hutan Pinus
Songgon banyak, ada kafe untuk duduk menikmati pemandangannya sambil menikmati
hidangan yang lezat, bisa berfoto-foto dengan deretan lampion gantung, payung gantung
dan masih banyak lagi. Jika ingin sedikit berpetualang, ada juga arena flying fox, outbound, dan rafting.
Jika hanya ingin rileks bisa duduk di ayunan sambil menikmati pemandangannya.
Sayangnya, jika hujan, flying fox, outbound, dan rafting tidak dibuka.
Dari
liburanku di Banyuwangi, menurutku tempat yang paling asyik adalah Green Bay,
Pantai Pulau Merah, Snorkeling di Menjangan, dan Kawah Ijen. Ini salah satu
liburan yang favoritku yang tak mungkin kulupakan.
❤️❤️❤️
ReplyDeleteWow... cool. Thank you for sharing your story. Tante jadi kepingin ke sana juga... ❤️
ReplyDeleteterima kasih sudah baca dan komentar :)
DeleteWaaah seru bangeet yaa...makasih sharing perjalanannya yg lengkap jadi penasaran pengen kesana 😀
ReplyDeleteiya Banyuwangi emang seru buat liburan. Terima kasih sudah baca dan komentar :)
DeleteWaaah seru bangeet yaa...makasih sharing perjalanannya yg lengkap jadi penasaran pengen kesana 😀
ReplyDelete